Sabtu, 04 Februari 2017

Exploring the lost Waterfall "Ciheulang" #2

Biar bacanya gak gantung, baca dulu part #1 nya gaes.
https://moneylesstraveler.blogspot.co.id/2017/02/exploring-lost-waterfall-ciheulang-1.html

Nah, setelah sampai di bukit teh yg luas banget, grup pencari air terjun dadakan ini pun terpisah. Beberapa cewe mulai angkat tangan dan beberapa lagi ada yg maksa buat nanjak padahal udah gak kuat. Yah, terpaksa harus jadi guide beberapa cewe "pura-pura perkasa" menuju ke air terjun nya.
Ada yg kuat dan ada pula yg ngeselin (ditungguin gak mau, tapi pas ditinggal ngomel-ngomel) *woman's logic tho. Jenis cewek kedua yg gue sebutin tadi, bener-bener bikin emosi tingkat dewa.

Ada quote yg mengatakan "Cara mengetahui sifat asli teman adalah dengan naik gunung", jangankan naik gunung, nyari air terjun ini aja gue udah bisa menebak sifat sifat asli temen gue. Mulai dari pemalas, anak laperan. capean, egois, all of bad things would be revealed in the moment like this. Jalan di bukit teh yg luas, tanpa seorang pun bawa air minum, sama aja kayak lo di padang pasir tapi dengan suhu dan cuaca yg berbeda. bedanya, lo gak bakal ngerasain yg namanya fatamorgana.

Gak terasa perjalanan di bukit teh itu udah lebih dari 1 jam dan rombongan tiba-tiba berpencar. Rombongan paling depan berisi 3 cowok dan 1 cewek yg paling "curious", jadi mereka gak mau menyia-nyiakan buat berleyeh-leyeh sambil ngeliatin pemandangan bukit teh. Sementara di rombongan dibelakang, terdapat beberapa wanita yg jalannya agak lama (mungkin karena capek atau haus). Sebenernya, rombongan depan difungsikan sebagai penunjuk jalan, tetapi karena jauhnya jarak antara rombongan depan dan belakang, rombongan depan menggunakan ranting panjang agar rombongan dibelakang dapat memberikan petunjuk.

Shit happened, kami berhenti di sebuah gubug ditengah bukit yg sepi. It was compeletely quite, no sound or echo, hanya ada beberapa orang yg naik turun sambil membawa motor bebek dijalan berbatu. Rombongan depan udah hilang, entah kemana mereka ngilang. Gue bersama rombongan kocak yg di setiap waktu selalu berpikir positif wkwkkwkw. 10 menit berjalan, lagi lagi kami berhenti di sebuah rumah yg berada di kaki gunung. ketika gue menghadap belakang, yang gue liat cuma pemandangan indah. It was awesome place with its view.

Lebih dari 2 jam perjalanan, akhirnya kami bersua dengan air minum. Uang yg ternyata ada di kantong bener-bener gak berlaku disini. Indomaret atau alfa mart yg dijanjikan hanya isu belaka. Semakin kami berjalan ke depan, yang kami lihat hanya sawah yg digarap oleh para petani di kaki gunung gede pangrango. Satu teko teh tawar panas ternyata masih kurang, bahkan ada seorang oknum yg membawa botol kosong dan me"refill" botolnya, sangat kurang ajar !! hahaha.

Sementara kami duduk di rumah warga, rombongan depan sudah menghilang entah kemana, berharap tidak dimakan macan. Ada cerita aneh yg terjadi sepanjang perjalanan pencarian air terjun ini. Ketika di kebun teh, kaki temen gue ada yg keseleo. She could even barely walk, akhirnya dia berjalan sambil di bantu. Masih ada beberapa kejadian aneh yg bener-bener gak masuk di akal. Mungkin karena kami menuju ke air terjun yg jarang dikunjungi.

Kami pun berjalan dan semakin mendekati air terjun. Suara sumber air sudah terdengar, namun yg dilihat hanya jalan yg sama seperti 3 jam kami bejalan. Padang rumput, tanaman warga dan beberapa petani yg sedang menggarap sawahnya. Tak terasa kami berjalan di jalan yg semakin mengecil, kemudian kami bertemu sebuah gubug kecil yg berisi seekor anjing. ANJING DI TENGAH HUTAN !! . Sampai sekarang masih menjadi misteri anjing siapa itu.

I thought we were lost. Suara sumber air mengilang menandakan kami pun hilang (tersesat). Lagi lagi kami bertemu sebuah gubug kemudian gue mencoba mendekati dan memanggil orang dalam gubug tersebut. Sial, anjing yg menggonggong membuat gue memutar badan dan berlari balik mengurungkan niat buat nanya sama si "kampret"dalam gubug. Ada sebuah tanda yg bener-bener kalo berpikir kita udah nyasar


Make sepatu running, baju biasa dan tanpa persiapan (hanya uang 5ribu dikantong) kami melihat plang diatas. Oh boy, AIR TERJUN MANA YG ADA DIATAS GUNUNG !! WE WERE COMPELETELY DEFINITELY LOST !! (oke gue sampe pake 2 adverbial gitu) . Bodohnya, kami terus berjalan sampe bertemu dengan sebuah jembatan yg dibuat dari 2 buah batang pohon dan dibawahnya terdapat jurang yg didalam. 

7 perempuan dan 1 laki-laki, and you know who would go first. Dengan sok berani, gue nyebrang dan gue cuma liat jalan setapak yg semakin kecil, bener-bener pengalaman yg edan. Karena kemakan film, yg terpikir dalam otak gue gimana kalo ada suku lokal yg suka makan manusia kaya difilm wrong turn? I must've been dead there. Akhirnya, kami berputar arah dan balik. Sementara di rombongan depan, mereka dengan asiknya sampai di air terjun tanpa memikirkan kami yg tertinggal. TEMEN MACAM APA KALIAN!! . Rombongan gue balik dan udah menyerah. Kami memutuskan untuk jalan pulang. Tiba-tiba kami melihat rombongan depan si kampret udah pada nyuci kaki sehabis dari air terjun. 

Rupanya kami kelewat beberapa ratus meter dari air terjun. Jadi air terjun yg kami cari berada diluar jalan yg biasa dilewati. Ada jalan kecil menuju kebawah yg cukup curam. Nah, ditempat tersebut, ada rumah kecil yg sepertinya menjadi tanda kalo dibawah situ ada air terjun. Rumah tersebut sepi tidak berpenghuni. 

Selanjutnya ...........
Tunggu chapter ke-3 "perjalanan mistis turun ke air terjun"





0 komentar:

Posting Komentar