Selasa, 07 Februari 2017

Exploring the lost Waterfall "Ciheulang" #3

Sesampainya di rumah kosong diatas air terjun, gue pikir kalo air terjun udah ketemu. Ternyata, pencarian baru "benar-benar' dimulai. Tekstur tanah yg licin ditambah sama tanah yg lembah terus dikombinasikan dengan jalan setapak yg dibuat seperti "sengkedan" kebawah, menambah "creepy" perjalanan yg gak usai- usai. Sebelum gue dan rombongan "ibu-ibu haji" pada turun, gue sempet ngajak lagi kelompok "yg tega" ninggalin gue sama "ibu-ibu haji". Tapi, mereka gak mau dengan alasan jalan susahlah, jalan licinlah, capek lah, fak lah!! bener-bener rombongan kampret itu !!

Dengan enaknya mereka bilang, "gak usah turun, jalan kebawah licin, susah takut ngilang". Dalam hati gue bilang, "EH KAMPRET !! 2-3 jam gue dateng sejauh ini, dan malah gak boleh turun dengan alasan gitu!! gue takut juga sebenernya". Tapi, karena perasaan dongkol dan merasa "humiliated" gue turun dengan beberapa orang yg emang mau turun, kecuali cewek yg "keseleo" kakinya. It was trully horrible situation. Mulai melangkahkan kaki setapak demi setapak, menuju ke bawah. Bener bener sunyi dari suasana manusia, yg terdengar hanya kicauan burung dan suara alam yg gue gak bisa definisikan dengan kata-kata. 

Air terjun edan, ditempat edan dan yg gue bawa cuma duit goceng? INDOMARET MANA INDOMARET!! gue dongkol kalo keinget disuruh bawa uang dari pada bawa minum. Hal yg bakal keinget kalo mau jalan jangan lupa bawa minum. Mending bawa botol kosong dari pada bawa goceng dikaki gunung. Suara air terjun bener bener terdengar jelas, namun jalan yg bener bener masih terisolir bikin gue dan yg lainnya bingung. Seharusnya kalo ditempat yg jarang didatangi, ada bekas-bekas kaki tapi ini bener-bener gak ada. It seemed like no one people were there. 

Gue deskripsikan sedikit tentang hutan ini. Perjalanan kami menurun seperti menuju ke lorong bawah tanah. Jadi gue dan yg lainnya jalan turun ke bawah, namun berputar putar seperti menaiki tangga. Cukup jauh perjalanan menuju bawah. It took more than 15 minutes. Perjalanan masih belum selesai karena kami berhenti di antara dua persimpangan yg bikin pusing. Jalan pertama masih lurus ke depan, namun jalan agak licin dan curam. Jalan kedua, kami belok arah dan menuruni jalan ke bawah.

Gue liat ke atas, everything looked creepy down here with its vine which was filled in any side of this woods. Pemandangan yg insanely amazing, tapi cukup berbahaya karena kalo hujan deras turun, longsor kemungkinan terjadi. Tekstur tanah yg basah emang menjadi faktor utama terjadinya longsor. " I don't want to think any something like that", I Thought. Gila, perjuangan kesini aja sampe mau masuk ke gunung Gede Pangrango, masa iya mau balik tanpa ngeliat curugnya. Kayaknya, hal gini gak bakal terjadi kalo rombongan depan kagak "egois" jalan ke curug duluan dah hahaha.

Kami memilih jalan yg kedua, yaitu jalan menurun kebawah. Oke, The first choice might be false. Ternyata bener...... bener SALAH !! jalan ke bawah emang ada kayak kotak penampungan air dan juga aliran yg mengalir kebawah, namun itu bukan sumber airnya. Ternyata, sumber air yg bener adalah jalan yg satunya. Gue dan yg lain akhirnya balik areah terus masuk ke jalan kecil yg satunya. Jalan tersebut kayaknya bener terdengar dari sumber air yg mendekat tapi makin ke dalam perjalanan makin ekstrim.

Jalan setapak akhirnya beujung juga. Kami sampai di tempat tujuan air terjun Ciheulang. Dan akhirnya gue liat juga curug itu dengan susah payah. Air terjun ini bisa dibilang liar namun ada sebuah plang yg menunjukkan nama dari air terjun tersebut. Air terjun tersebut hanya memiliki satu mata air yg tingginya mencapai 5-6 meter cukup tinggi dengan air yg lumayan deras. Curug ini tidak terlalu besar dan luas. Akses yg sulit dan jarak tempuh yg lumayan membuat urat kaki nongol. kayaknya menjadi faktor utama kenapa curug ini tidak berpenghuni. Ditambah lagi dengan tempatnya yg rawan longsor, mungkin membuat orang mengurungkan niat buat datang kesini.

Berakhir dengan antiklimaks. Ambil foto, main air dan Pulang.....
Gak ada hal yg menarik, emang karena curugnya gak terlalu besar dan sepi.
Unpopulated also..

Jika kalian berpikir cerita ini udah selesai, you guys are totally wrong. Ternyata ada pelajaran lain yg bisa di dapat dari perjalanan yg bikin kesel gini. It's all about friendship. When you do this thing like this, you'll see who your friend is. Many people say, "going to the mountain with your friend, and you'll know who they truly are". Karena ini menurut perspektif gue, jadi gue bisa ngomong apapun karena itulah sifat mereka. 

0 komentar:

Posting Komentar