Minggu, 21 Januari 2018

Living a Real Life #1

Back in the day, I graduated on October 2017. I was kind of frustrated because that would be a beginning of the real life. Having a job and the sticking with it until the end of my adventure (baca: mati). Anehnya, I didn’t even tell anyone about my graduation because I thought it was just piece of shit. Gue juga gak harus merayakan hal tersebut karena #yaemangbegituaja. Mau apa? Foto bejibun dengan hestek #thankgodiamgraduated. Seriously, I am not like that person.

Ketika orang lain merasa hepi dengan kelulusannya, gue malah bingung mau ngapain. Gue berpikir ke depan dan gak bisa berhenti till I got an answer. Like a miracle, gue dapet email dan itu merupakan pekerjaan well, I was blessed. Kayak macem di ftv, lu meminta dan permohonan itu terkabul. After that unacidentally e-mail, gue sedikit merasakan nafas lega karena “seenggaknya tau” apa yang akan gue lakukan di esok hari. But, gue tetep gak foto karena emang gak bisa gaya. Bisa deng, gaya foto ktp *cheers.

No instagram feeds and no sign about graduation, my life was completely strange. Ketika pulang, a few of my friends told, “lu lulus kenapa gak bilang-bilang dah?” dan gue jawab dengan mudah, “ lu mau bawain gue bunga atau coklat? Najis, pihhh.” *percakapanberakhirdengan darahbercucurandaripipi.

Saking freaknya, sampe tanggal sekarang nih (20 Januari 2018), masih banyak yang gak tau kalo gue udah lulus *poorme. But, that’s what I really want. Gak usah ngasih tau hal sepele. WHAT? GRADUATION SEPELE? It’s simply yes for me. Is that weird or not? You are the one who can answer it. Aneh? Enggak kok biasa aja. Tapi, banyak orang yang merasa begitu. Fuck off what people said. *walkingandcombinglikeaboss.

Balik ke email pembawa berkah, gue buka dan ternyata itu isinya kontrak kerja buat menulis (my dream comes true) sebagai freelance. Walaupun pekerja lepas, gajian gue bisa melebihi umr lho. Ngapain kerja di kantor kalo gitu? Kontrak kerja siap dan ditandatangani, gue udah bisa tidur nyenyak mala mini. Ketika orang lain mulai pusing, gue udah mulai sedikit lega.

Actually, I have written since 9 months ago dan instantly dapet kerjaan di bidang yang sama. Buat lu yang  bingung nyari gawean *katanaktambun, coba deh salurkan hobi kalian. Sekarang banyak kok platform online yang menawarkan hal kayak gitu. Contohnya, kalo kalian suka menulis (kayak gue) buka aja idntimes.com, babenews sama UCmedia. Disana, kalian gak Cuma menyalurkan hobi tapi DIBAYAR. IYA DIBAYAR!!!

Paling enak itu menulis atau editing video, karir lu bakal cepet banget naik. Kenapa? Belum banyak orang yang mau masuk ke ranah tersebut. Plis, gak usah mikirin berapa banyak uang yang bakal lu dapet ketika menulis. Thinking straight aja nanti pasti ada jalannya kok. Bulan pertama gue nulis cuman dapet 100 ribu doang kok. Dikit banget? Iya, paketan internet paling nyisa 20 ribu!. Tapi kan seengaknya lu bisa menghasilkan dari yang lu suka.

INGAT *Pekerjaan terbaik adalah hobi yang dibayar*

Setelah 2 paragraf sok bijak, yuk balik ke cerita……

Lulus kuliah, aktivitas gue itu cuman dikit nulis, ngajar, main. Kalo mau dipresentasikan itu kayak gini.
Nulis: 10%
Ngajar: 30%
Main: 60%.
Udah kagak kuliah, hidup gue semakin merdeka. Presentasi main itu bahkan bertambah kalo gue lagi bĂȘte. Aktivitas nulis keganggu dan gue menuju bioskop sendirian. Kanan megang milo dan kiri megang popcorn. Nobody can distract me now even the money itself. You got money and you can own anything. My life is completely fabulous. Ketika masih kuliah, jajan cuman 20 ribu belum lagi kepotong sama bensin. Yang bisa gue lakukan adalah beli ketoprak langganan yang bumbu kacangnya enak plus minta kerupuk dibanyakin.

I think I am a schedule man, Hidup gue teratur dengan adanya jam kerja yang ditetapkan. 3-4 jam di pagi hari, gue habiskan buat menulis. Siangnya, tidur kalo enggak main. Malem, gue ngajar. Pertama kali gue ngajar itu bukan karena kemauan gue sendiri melainkan panik. Temen-temen udah pada punya duit sendiri, kok gue kaga. Ketika gue ngajar pertama kali, miris banget Cuma dibayar 20 ribu dan itu ngajar 1 jam 30 menit. Semenjak dari itu, gue baru tau kalo para guru digaji kecil namun memiliki tanggung jawab besar.

I’ve been spending my whole to do that thing. I am fucking jobless millionaire. I don’t know what I feel. I have money, I have time and I have life but I feel like useless. That’s what I always think. 

Hari demi hari, gue lalui dengan melakukan hal yang sama. Gue sering banget berpikir buat kabur libur. Sayangnya, hal itu cuman wacana karena temen-temen udah pada sibuk sama dunianya. Well, I think I should go traveling alone and it is what I have dreamt for. But, I am still scared to do that dan belum punya keberanian untuk melakukan itu. So, I was (and am) still stuck at home doing the same thing repeatedly. It sucks, bruv.

Di sela-sela my long life day, masih ada aja yang nanyain kenapa gak ngikutin jejak orang tua buat jadi angkatan? Sometimes, I want to. Tapi, gue berpikir apa yang orang lain liat ketikan anak ngikutin jejak orang tua deh. “ada bapaknya,  ya iyalah gampang masuk”, “kalo gitu mah gue juga bisa.” Berdasarkan statemen di atas, gue putuskan untuk cari jati diri sendiri walaupun sampe sekarang gak tau mau jadi apa *sad.

Then, ada lagi beberapa orang yang menawarkan gue bekerja di tempat mereka. Kali ini, sebenernya gue mau tapi gue males aja ketemu orang yang gue kenal sekantor dan harus nyapa dia berulang-ulang. Well, I am not that (nice) guy. Lagi, my selfishness memberontak dan terlalu besar untuk dikalahkan. Sebagai seorang yang egois, gue gak mau kalah walaupun sudah berada di bawah tapi kayaknya menerima kenyataan itu pahit. Bener, gak?

So, I decided to stay at home and writing. 

4 bulan berlalu dan sekarang gue masih melakukan hal yang sama tetapi bedanya gue yang sekarang lagi dapet interview buat kerja di media olahraga. Well, salah satu impian gue dari dulu hampir tercapai. Akankah berhasil? See in the next post! Ciaooo.!

Senin, 01 Januari 2018

Graduation and Relation. Scared to Death



People always compete. It happens to everyone around you, including your friends. What happen in the class couldn’t be measured in the real life. Sometimes, you have a smart-ass one with book but unlucky one in the world.  I realized it because I have some friends to experience. Those whom I think easily get a job malahan kebingungan gak tau harus ngapain. On the other side, I who was a shitty-one in the class has an appropriate thing to do everyday. Life sucks, doesn’t it?
At school, all u need to do is dealing with books and stuffs that you can’t use in the real world. Why do I always use “real world” anyway? I always stare at the people whom I think would get a shinny bright future.  As usual, what I am thinking would never happen.
In the end, semua orang yang lulus dari kuliah bakal dapet kerjaan yang menurut gue gak bakal mereka suka. Kenapa? Karena people whom I know bekerja bukan karena usaha mereka melainkan relasi atau seseorang yang mereka kenal di tempat tersebut. I had a few friends who offer me a job, but I refused it. Karena gue yakin gue bakal bisa menghasilkan uang dari yang gue suka. Bukan karena butuh tetapi karena gue pengen.
Gue sempet kecewa melihat beberapa orang yang stuck by doing nothing because they are confused. I admire them at the school a lot. But, why are you giving up when the world just started? Jika tujuan bekerja hanya untuk mencari uang, berapapun yang didapatkan gak akan cukup karena your lust is a way bigger than u can imagine.
I feel sorry about them who haven’t got a job. Tapi, mereka gak harus bersedih karena mereka bukan satu-satunya orang yang sementara ini menjadi jobless. According to my research, ada sekitar 7 juta orang yang menganggur bahkan sebagian kecil dari mereka lulusan S2 dan lebih tinggi. The point is selagi masih mencari kerjaan, kenapa gak coba melakukan apa yang disukai. Jangan malah diam diri menganggap kalian tidak berguna.
I wrote this article based on my several weeks researching. I hung out with my college friends, my classmates in elementary school and my junior high school. They’ve got a same problems. If anything occurs at the same time, you know what it means. Don’t feel ashamed or something that wipe your life away. Life is bigger than that and life is beyond than that.