I am a man with a big dream.
Saking besarnya, gue lebih suka bermimpi dari mewujudkan hal
tersebut.
Apakah semua orang terlahir untuk memandang remeh sesuatu? That
is what I am feeling now. Gue orang yang suka melihat sesuatu dengan cara negatif.
Ketika melihat ada seseorang yang lebih tinggi, gue akan berkata, “ah, paling
juga ada bantuan” “ah, paling juga gak bisa apa-apa sendiri”
The statement comes out from my mouth. Bukan karena gue
merasa lebih hebat, tetapi sebaliknya karena gue lebih rendah. Memojokan
seseorang adalah cara buat gue menjadi pribadi yang paling benar instead gue
malah yang seharusnya disalahkan.
I am a man with a big dream.
Gue suka banget liat travel blogger. Bahkan, gue kadang
(baca: sering) suka ngiri melihat kehidupan mereka. Full of joy and happiness.
Di sisi lain, gue merana sama kerjaan yang gue gak suka. Ini yang gue bingung,
gue masuk ke dunia yang gue sukan, menulis tetapi gue merasa gak bahagia. Gue
merasa tertekan, stress. Wajar sih, namanya juga manusia.
I am a man with a big dream.
Gue selalu mengira kalo gue tau apa yang gue suka padahal
enggak. Banyak orang bilang kalo mikir make hati emang begitu. Ya, sometimes we
have to think rational dari pada bawa perasaan. Kalo make hati pasti selalu
salah.
Tekanan menjadi dewasa, membuat gue semakin mundur. Aneh? Kayaknya,
enggak. Most of people would do the same thing. Even, sebagian dari mereka ada
yang bunuh diri gegara gak sanggup
menjalani hidup. Gue merasa masih diberkati
dengan banyak kebahagiaan.
I am a man with a big dream
Gue pengen banget resign kerja. Gue pengen kabur dan
menikmati pemandangan yang diciptakan tuhan dan diberikan secara percuma. Gue
selalu berpikir untuk melakukan hal itu. Tapi, masalahnya itu keinginan hati,
bukannya otak. Gue jadi takut kalo hal tersebut hanya sebuah kamuflase yang
membuat terjerumus ke masalah yang lebih pelik.
Gue sering banger terinspirasi untuk melakukan hal itu
tetapi pada akhirnya, itu cuman khayalan yang gak akan jadi kenyataan.
I am a man with a big dream
Umur gue boleh kepala dua, tetapi pemikiran gue masih kayak
bocah. Bener sih kata pepatah, umur itu pasti tetapi dewasa itu pilihan. Namun,
kenapa gue harus menjadi dewasa kalo suka dengan keadaaan kekanak-kanakan gue?
I am a man with big a dream
Semua orang boleh merasa jatuh, gak peduli lo itu cowok atau
cewek. Gak peduli lo itu kuat ataupun lemah. Setiap orang pasti mempunyai fase
dimana lo harus merengek dan berdiam diri tanpa berkata sepatah kata pun.
Semenjak tulisan ini diterbitkan, gue akan berubah menjadi
orang yang lebih diam. Mencoba berpikir positif, berani menghadapi kenyataan
betapapun pahitnya itu. Hidup memang pahit. Masalahnya, lo bisa gak
menerimanya?
Someday, gue bakal keluar dari kerjaan dan bikin usaha
sendiri. Gue gak mau hidup untuk membesarkan usaha orang lain. Gue harus hidup
membesarkan perusahaan sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar